AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 25 Oktober 2009

Menjadi seorang guru.....

Menjadi seorang guru memang bukan hal mudah. Kadang seorang guru mungkin bertemu dengan murid yang bandel, nakal, dan hiperaktif. Bagaimana mengatasi hal semacam ini?

Yang paling penting adalah merubah pandangan dan pola pikir kita. Jangan sampai kita memandang anak didik kita sebagai anak yang bandel, nakal, ataupun dengan pandangan buruk lainnya. Aggaplah anak tersebut sebagai anak yang hiperaktif yang memang membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang lebih dari kita sebagai guru. Cobalah kita berpikir positif, sehingga kita menjadi lebih semangat dalam menghadapinya. Bukan malah membencinya atau berpikir buruk terhadapnya. Dan yang tak kalah penting, sudahkah kita menyebut anak didik kita dalam do'a kita?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar