Propaganda pencitraan Amerika yang telah nyata membunuh ratusan ribu warga Muslim di Irak, telah diteruskan oleh media di negeri Muslim terbesar di negeri ini. Sebut saja, salah satu program yang ditayangkan oleh TVOne, pukul 22.30, kamis malam (10/09/09) yang menayangkan film dokumenter tentang Irak berjudul "exit strategy".
Di dalam tayangan tersebut, dikatakan pasukan Amerika sebagai pembebas, sementara para pejuang Muslim yang ingin mengusir penjajah Amerika disebut sebagai pemberontak atau pelaku teror. Film dokumenter itu menceritakan tentang bagaimana strategi pasukan Amerika keluar dari Irak.
Entah untuk apa tujuan TV yang telah mengejar rating dengan pemberitaan membabi buta seputar pengejaran terorisme beberapa waktu lalu, walau menyakiti umat Islam, menayangkan film dokumenter seputar perang di Irak yang diproduksi oleh pihak barat itu. Padahal, sebelumnya, TVOne termasuk berani menyiarkan TV Al-Jazeera, ketika menyiarkan langsung korban-korban pembantaian Gaza oleh pasukan teroris Israel. Tentu saja, penayangan tersebut, menurut pihak barat berpihak kepada Islam itu sehingga mendapatkan perhatian serius pihak barat atas tayangan tersebut.
Namun kini, TVOne sering menayangkan program-program film dokumenter produksi Barat. Otomatis, film-film dokumenter produksi Barat itu selalu disisipkan opini negatif terhadap para pejuang Islam sekaligus membangun citra positif terhadap tindakan busuk Amerika yang telah menjadikan Irak dan Afghanistan tidak aman.
Pertanyaan bagi kita, mengapa TV berita itu mengambil rujukan dari media-media Barat? Apakah karena tidak ada yang bisa dijadikan rujukan dari media-media Islam? Tentu saja tidak. Buktinya, TVOne telah mendapatkan perhatian penduduk mayoritas negeri ini, yang telah memberikan kabar nasib saudara mereka di Gaza beberapa waktu lalu. Demikian juga, media-media timur tengah sebenarnya tak sedikit yang mengungkap fakta kejahatan Amerika di Irak dan Afghanistan yang telah membunuh ratusan warga sipil di kedua negara tersebut, seperti PressTV yang berbahasa Inggris atau media-media berbahasa Arab lainnya.
Persoalannya di sini adalah kemauan dan keberanian TV tersebut, serta misi yang ingin diberikan kepada para pemirsanya. Dengan pemberitaan bertubi-tubi seputar pengejaran 'teroris' beberapa waktu lalu, yang setidaknya telah ikut serta menyudutkan Islam dan umat Islam, telah menunjukkan kepada siapa media ini berpihak. Padahal negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim. Tentu saja, pemberian program-program film dokumenter buatan Barat itu telah menyakiti perasaan umat Islam dan telah menunjukkan dukungan terhadap penjajahan Amerika di negeri Muslim seperti Irak dan Afghanistan.
Bisakah media-media TV di negeri ini berpihak kepada penduduk yang bermayoritas Muslim ini?
Di dalam tayangan tersebut, dikatakan pasukan Amerika sebagai pembebas, sementara para pejuang Muslim yang ingin mengusir penjajah Amerika disebut sebagai pemberontak atau pelaku teror. Film dokumenter itu menceritakan tentang bagaimana strategi pasukan Amerika keluar dari Irak.
Entah untuk apa tujuan TV yang telah mengejar rating dengan pemberitaan membabi buta seputar pengejaran terorisme beberapa waktu lalu, walau menyakiti umat Islam, menayangkan film dokumenter seputar perang di Irak yang diproduksi oleh pihak barat itu. Padahal, sebelumnya, TVOne termasuk berani menyiarkan TV Al-Jazeera, ketika menyiarkan langsung korban-korban pembantaian Gaza oleh pasukan teroris Israel. Tentu saja, penayangan tersebut, menurut pihak barat berpihak kepada Islam itu sehingga mendapatkan perhatian serius pihak barat atas tayangan tersebut.
Namun kini, TVOne sering menayangkan program-program film dokumenter produksi Barat. Otomatis, film-film dokumenter produksi Barat itu selalu disisipkan opini negatif terhadap para pejuang Islam sekaligus membangun citra positif terhadap tindakan busuk Amerika yang telah menjadikan Irak dan Afghanistan tidak aman.
Pertanyaan bagi kita, mengapa TV berita itu mengambil rujukan dari media-media Barat? Apakah karena tidak ada yang bisa dijadikan rujukan dari media-media Islam? Tentu saja tidak. Buktinya, TVOne telah mendapatkan perhatian penduduk mayoritas negeri ini, yang telah memberikan kabar nasib saudara mereka di Gaza beberapa waktu lalu. Demikian juga, media-media timur tengah sebenarnya tak sedikit yang mengungkap fakta kejahatan Amerika di Irak dan Afghanistan yang telah membunuh ratusan warga sipil di kedua negara tersebut, seperti PressTV yang berbahasa Inggris atau media-media berbahasa Arab lainnya.
Persoalannya di sini adalah kemauan dan keberanian TV tersebut, serta misi yang ingin diberikan kepada para pemirsanya. Dengan pemberitaan bertubi-tubi seputar pengejaran 'teroris' beberapa waktu lalu, yang setidaknya telah ikut serta menyudutkan Islam dan umat Islam, telah menunjukkan kepada siapa media ini berpihak. Padahal negeri ini berpenduduk mayoritas Muslim. Tentu saja, pemberian program-program film dokumenter buatan Barat itu telah menyakiti perasaan umat Islam dan telah menunjukkan dukungan terhadap penjajahan Amerika di negeri Muslim seperti Irak dan Afghanistan.
Bisakah media-media TV di negeri ini berpihak kepada penduduk yang bermayoritas Muslim ini?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar