AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 11 Oktober 2009

Suasana di Bulan Ramadhan


Turuni bis
Masuki terminal
Langkahkan kaki seorang diri
Dengan ransel hitam menggantung di pundak
Kembali ia naiki bis
Di kursi depan ia berada
Sejenak perhatikan sopir dengan genggaman rokok di tangan.
"Dimana-mana orang merokok"
Lalu bis pun melaju
"Panas sekali cuacanya"
Sejenak terkejut
Menatap kondektur menatap air minum.
"Lho, ini kan bulan puasa"
"Dan sopir tadi......"

Bis berhenti di pinggir pasar
Orang-orang di pinggir pasar asik nikmati rokok dan minumannya.
Siang hari di bulan Ramadhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar