AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Jumat, 03 Juli 2009

Ketertiban dan Kemanusiaan

Mereka tergeletak di lantai
Tanpa alas
Tak peduli lantai itu kotor
Tak peduli lantai terinjak sendal dan kaki-kaki
Keindahan lebih berharga dari kenyamanan
Ketertiban lebih berharga dari kemanusiaan
Entah mana yang benar

Untuk sebuah kemanusiaan dan kasih sayang
Terserah mereka bilang apa
Kemanusiaan lebih damai
Meski tanpa keindahan
Apa arti keindahan tanpa kemanusiaan
Apa arti ketertiban tanpa sayang
Sebuah gambaran palsu
Tak bernyawa
Entah mana yang benar
Keindaha dan kemanusiaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar