AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Senin, 27 Juli 2009

Kulewatkan Malamku

Aku terjaga di sepertiga malam
Dan jiwa malasku berkata kembali
"Ah, masih............"
Lalu kembali kupejamkan mata
Nikmat lelap
Dan waktu itu pun terlewat
Lagi-lagi aku kalah
Tak kunikmati sepertiga malamku bersamaNya

Adzan subuh kembali bangunkanku
Sesal..........
Kali ini aku marah
Terus tegakkan langkah
Kubasuh muka
Dingin........
Dua rakaat pembuka aku menemuinya
Dua rakaat lagi kunikmati kebersamaanku denganNya
Memohon maaf padaNya
Dua malam ini terlewat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar