AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 26 Juli 2009

Sendal


Ceritanya waktu itu aku lagi asik naik sepeda. Mau berangkat ngaji sore gitu ceritanya. Kalo lagi naik sepeda gtu.... aku paling suka main-mainin kaki. Nah, waktu itu aku pun lagi asik mainin kakiku sambil asik naik sepeda. Tiba-tiba aku merasa sendalku jatuh. So pasti aku lantas menghentikan sepedaku. Mencari sendalku yang jatuh. Tapi.... kok ga ada ya?...... kucoba mencari di jalan yang sebelumnya kulalui. Namun ga ketemu juga. Kucari di semak-semak pinggir jalan..... tetep ga ada juga. Kemana ya jatuhnya? Ya udahlah. Akhirnya kuputuskan untuk balik aja. Ga enak juga kalo cuma pake satu sendal. Baru aja aku mau menaiki sepedaku, seorang anak kecil muncul dari jendela samping rumahnya. "Mbak, nyari sendalnya ya?" Tanyanya. Aku mengiyakan. "Tu mbak di roda belakang sepeda" Ia menunjuk ke roda belakang sepedaku. Wkwkwkwkkkk. Ternyata sendalku nyangkut di roda belakang sepedaku. Malunyaa........ Aku pun terus melanjutkan perjalanan . "Makasih dek"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar