AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 29 Juli 2009

Sepeleh, tapi.........

Pernahkah kamu melihat wali murid -Bapak dan Ibu- menjemput anak-anaknya pulang sekolah? Mungkin ini merupakan hal yang sepeleh. Mereka menjemput anak-anaknya pulang dari sekolah berdua. Padahal.... sendiri kan sebenernya bisa. Emmmm beda kali ya rasanya?
Jadi ingat dulu. Kalau aku pulang sekolah terus di rumah sepi, ga ada siapa-siapa atau kalau semuanya lagi tidur......... rasanya........ gimanaa gtu. Sedih deh pokoknya. Beda kalau pas aku pulang sekolah, terus di rumah lagi pada rame. Seneng deh!
So, kesimpulannya, buat para orang tua, cobalah sekali-kali (atau bahkan tiap hari malah lebih bagus tuh) untuk menyambut putra putri kita ketika mereka pulang sekolah. Atau menjemputnya berdua juga malah lebih bagus. Emmmm sama adek-adeknya jugaaa........ Hmmmm romantisnyaa..... Putra-putri kita pasti bakalan seneng banget. Sepeleh namun penting juga tuh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar