AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 30 Mei 2010

Bunda by Mayada

Bundaku tercinta mengasuh penuh suka
Tersenyum bahagia kutemukan surga
Ku tunduk bersimpuh di telapak kaki
Bundaku tersayang wajib kuhormati

Bunda... Bunda... Budaku tercinta Bundaku tersayang

Di singgasana yang penuh kasih
Bunda membelai nyanyian kalbu
Tak kusakiti tak kulikai
Bunda penawar sedih hatiku

Bunda... Bunda... Bundaku tercinta Bundaku tersayang

Jika kubersedih ia pun tersiksa
Sebagai tanda kebesaran cinta
Ku lantunkan lagumu dengan pujian
Jalan di depanku bundaku penerang

Bunda... Bunda... Bundaku tercinta Bundaku tersayang

Betapa Bunda dalam jiwaku
Menghantar bahagia jalan hidupku
Do'aku bunda yang melahirkan
Hanyalah salam keselamatan

Bunda... Bunda... Bundaku tercinta Bundaku tersayang
Bunda... Bunda... Bundaku tercinta Bundaku tersayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar