AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 16 Mei 2010

Kemerdekaan di atas Tanah Jajahan

'AS menginginkan agar HAMAS terlebih dahulu mengakui negara Israel dan menyerahkan persenjatannya agar kelompok ini diakui secara internasional". Begitu kutipan artikel yang kubaca dari koran Republika Sabtu, 15 mei 2010.

Bayangkan, kamu sebagai bangsa Indonesia. Kemudian tentara Belanda datang ke Indonesia menjajah dan menyerang wilayah Indonesia, dan hanya menyisakan satu kota kecil untuk bangsa asli Indonesia. Lalu penjajah Belanda memintamu untuk mengakui keberadaan negara Belanda hasil jajahan dari wilayah bangsa Indonesia. Belanda juga meminta agar pejuang bangsa Indonesia menyerahkan senjatanya.

Sebagai bangsa Indonesia, apakah Anda mau mengakui keberadaan negara Belanda hasil rampasan dari wilayah Anda? Aku yakin siapapun pasti tidak akan sudi mengakui keberadaan negara yang wilayahnya merupakan hasil jajahan.

Yups, mungkin seperti itulah nasib yang didera oleh bangsa Palestina. Mengakui keberadaan negara Israel yang merupakan hasil jajahan dari Palestina? Tentu saja hal itu sangat berat. Ditambah lagi dengan bentuk kekerasan dan pembunuhan tak berperikemanusiaan yang dilakukan israel. Seakan mati rasa. tak ubahnya seperti binatang.

Anehnya,pejuang yang membela dan memperjuangkan kemerdekaan bagi bangsanya dari jajahan penjajah digeembor-gemborkan sebagai organisasi teroris. Sementara, sang penjajah, teroris yang sesungguhnya bebas memakai topeng pemberantas teroris.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar