Yups, pagi ini radio sudah berbunyi. Suargo alias Suara Gontor FM bersuara. Lagu "Oh Pondokku" terekam di telinga disusul nasyid-nasyid Ansyada dan entah siapa. Bagus juga lagunya. Nasyid-nasyid mengiringi derap langkah kaki kami menuju aktifitas pagi. Yups, siap-siap amaliyah Tadris. As a supervisor maksudnya.
Wah, jadi inget masa amaliyah tadris dulu. Tanya maddah, izin hishoh ke mudarrisahnya, tulis i'dad, buka mu'jam, siapkan wasailul idhoh, diperiksakan, revisi, tulis ulang, foto copy. Jadi deh, tepat jam 2 malam. Langkah selanjutnya go ke kelas, periksa kelas, lihat kondisi papan tulis, atur meja, terus hafalan, latihan and ukur waktu. Huh.... seru2! melelahkan.
Paginya siap beraksi. Mengajar dikelilingi dan diperhatikan 14 temen-temen plus seorang musyrif yang semuanya siap mengoreksi dan mengkritik kita lumayan membuat deg-degan. Apalagi waktu detik-detik awal memasuki kelas. Tapi... lama-lama kalau sudah memasuki pertanyaan muqoddimah dan mufrodat, deg-degannya hilang. Selesai mengajar bersiaplah untuk mendapatkan hadiah dari temen-temen dan musyrif. Kritik yang membangun pastinya. Yups, cermin buat kitalah.
Hmmm... jadi pengen baca buku intiqodatku dulu nih. Pengen lihat lagi kesalahan-kesalahanku dulu waktu amaliyah tadris. Kayaknya masih tersimpan di lemari buku di rumah deh. Liburan nanti ah, baca.
Wah, jadi inget masa amaliyah tadris dulu. Tanya maddah, izin hishoh ke mudarrisahnya, tulis i'dad, buka mu'jam, siapkan wasailul idhoh, diperiksakan, revisi, tulis ulang, foto copy. Jadi deh, tepat jam 2 malam. Langkah selanjutnya go ke kelas, periksa kelas, lihat kondisi papan tulis, atur meja, terus hafalan, latihan and ukur waktu. Huh.... seru2! melelahkan.
Paginya siap beraksi. Mengajar dikelilingi dan diperhatikan 14 temen-temen plus seorang musyrif yang semuanya siap mengoreksi dan mengkritik kita lumayan membuat deg-degan. Apalagi waktu detik-detik awal memasuki kelas. Tapi... lama-lama kalau sudah memasuki pertanyaan muqoddimah dan mufrodat, deg-degannya hilang. Selesai mengajar bersiaplah untuk mendapatkan hadiah dari temen-temen dan musyrif. Kritik yang membangun pastinya. Yups, cermin buat kitalah.
Hmmm... jadi pengen baca buku intiqodatku dulu nih. Pengen lihat lagi kesalahan-kesalahanku dulu waktu amaliyah tadris. Kayaknya masih tersimpan di lemari buku di rumah deh. Liburan nanti ah, baca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar