Subhanallah, sore yang indah. Hujan baru saja reda. Suasana sore hari setelah hujan. Sejuk. Bunga dan rumput-rumput di taman depan kamarku tampak segar.
Aku duduk di kursi ruang tamu kamar DEMA. Kulihat anak-anak berlalu lalang dengan berbagai kegiatan mereka. Ada empat orang anak siap dengan sapu di tangan. Tampaknya mereka hendak bersih-bersih. Ada juga yang menenteng plastik. Hmmm.... anak perempuan memang paling suka jajan dan belanja.
Suara Aukha, temenku mengisi ruangan DEMA. Jum'at besok Ushuluddin Ujian MKDU. Aukha yang selalu nyingkuk belajar. Belajar sambil diiringi musik. Suara "Rapuh" Opick, terus "Rindu Ilahi" Dawai Hati, disusul nasyid "Ayah" Mayada. Kuikutan dengerin lagunya sambil sedikit menyimak apa yang dihafalin Au. Lagunya sendu...Jadi inget kakakku Masruhin. Kakakku Masruhin yang kontra banget dengan musik, meskipun nasyid atau sholawat.
Belajar dengan bersuara memang telah menjadi kebiasaan kami. Meski kadang ada juga sih yang merasa terganggu.
Jadi inget sebelum masuk sini. Ketika aku masih di rumah, cara belajarku pun dengan bersuara keras. Apalagi kalau hafalan. Dan biasanya jika aku salah mengucapkan, Bapak segera membetulkan. Pernah suatu ketika aku membaca dengan suara keras. Ketika itu ada teman-teman kakakku yang bermain ke rumah. Dan mereka mengejekku, " We... ada yang ceramah-ada yang ceramah!". Aku pun ngambek dan segera masuk ke dalam rumah. Hehe... anak kecil...
Aku duduk di kursi ruang tamu kamar DEMA. Kulihat anak-anak berlalu lalang dengan berbagai kegiatan mereka. Ada empat orang anak siap dengan sapu di tangan. Tampaknya mereka hendak bersih-bersih. Ada juga yang menenteng plastik. Hmmm.... anak perempuan memang paling suka jajan dan belanja.
Suara Aukha, temenku mengisi ruangan DEMA. Jum'at besok Ushuluddin Ujian MKDU. Aukha yang selalu nyingkuk belajar. Belajar sambil diiringi musik. Suara "Rapuh" Opick, terus "Rindu Ilahi" Dawai Hati, disusul nasyid "Ayah" Mayada. Kuikutan dengerin lagunya sambil sedikit menyimak apa yang dihafalin Au. Lagunya sendu...Jadi inget kakakku Masruhin. Kakakku Masruhin yang kontra banget dengan musik, meskipun nasyid atau sholawat.
Belajar dengan bersuara memang telah menjadi kebiasaan kami. Meski kadang ada juga sih yang merasa terganggu.
Jadi inget sebelum masuk sini. Ketika aku masih di rumah, cara belajarku pun dengan bersuara keras. Apalagi kalau hafalan. Dan biasanya jika aku salah mengucapkan, Bapak segera membetulkan. Pernah suatu ketika aku membaca dengan suara keras. Ketika itu ada teman-teman kakakku yang bermain ke rumah. Dan mereka mengejekku, " We... ada yang ceramah-ada yang ceramah!". Aku pun ngambek dan segera masuk ke dalam rumah. Hehe... anak kecil...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar