AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Jumat, 28 Mei 2010

Yups, Aku Bersyukur

Butiran bening air pasrah terjun lewati atmosfer
Mendarat tepat di atas bumi
Di atap
Di atas dedaunan
Atau bergabung dengan teman-temannya di lautan
di sungai

Butiran air itu kadang hanyutkan biji-biji padi yang tengah menua
Atau berondongan menerobos masuk ke dalam rumah
"Bakalan ngepel terus nih."
"Bersyukur. Baru gini doang udah mengeluh. Bayangkan mereka yang tidak punya rumah. Tinggal di bawah jembatan. Di jalanan. Kemana mereka berteduh?"
"Yups, aku bersyukur."
"Masih ada tempat berteduh."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar