AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 15 November 2009

11-08-09


Barusan selesai nyuci. Habis acara Khutbatul Arsy 3. Planning sih habis nyuci mau makan. Laper banget. E...... sampai di KOPDA, kecewa banget. Lauk&sayurnya habis. Tinggal nasi. Hmmm..... Ya, salah sendiri nyuci dulu. Ya kehabisan.

Di saat seperti ini, kita bisa bersikap:
  1. Apakah kamu akan terus merasa kecewa, sebel, marah-marah karena ga kebagian sayur&lauk, lantas kamu balas dendam dengan jajan di DLP sesukamu. Heheeee... segitunya..... Childish banget..... atau
  2. Ga perlu kecewa. Ambil kesimpulan. Berarti besok lagi ga boleh telat makan. Masa gara-gara ga makan siang aja kecewa. masih banyak di luar sana yang makan hanya sekali sehari. bahkan untuk makan sehari saja masih kesusahan. So, just keep yuor smile! cheeersss..... '-'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar