AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 21 November 2009

Satu Budaya di MI Nurussalam



Cobalah sekali engkau mengunjungi dan melihat suasana di MI Nurussalam, Dadung, Sambirejo, Mantingan, Ngawi (Ngapain bu? jauh amat........) pada saat suasana ujian. Dan kau akan temukan sebuah pemandangan yang luar biasa. Cukup langka di sekolah-sekolah lainnya. (Apaan sih?).

Para wali murid duduk di beranda depan kelas membimbing anak-anak mereka belajar sebelum bel masuk kelas berbunyi. Biasanya mereka datang pukul setengah tujuh. Bahkan sebelum pukul setengah tujuh pun sudah banyak yang tiba di sekolah. Sesampainya di sekolah, mayoritas para wali murid tersebut tidak langsung pulang. Mereka menunggui dan membimbing anak-anak mereka belajar hingga bel masuk kelas berdering.

Ets, bukan berarti anak-anak tersebut tidak mau ditinggal lho, tapi memang perhatian orang tua dan wali murid begitu besar terhadap anak-anaknya. Seakan telah terbentuk suatu kompetisi dalam belajar di antara mereka, hingga wali murid pun tidak mau kalah. Meski ada juga sih yang ditinggal wali muridnya.

Pernah juga ada seorang ibu yang menunggui anaknya seharian penuh sampai bel pulang selama ujian berlangsung. Bukan berarti anaknya manja. Anaknya sih aktif banget. Berprestasi juga dalam akademiknya. Menunggui di beranda selama ujian, lalu kembali membimbing belajar ketika jam istirahat.

Yups, sebuah fenomena yang cukup langka di sekolah-sekolah lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar