AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 01 November 2009

Pernahkah Kau.......



Pernahkah kau luangkan waktu sebentar saja
Di suatu senja
Menatap luas langit
Sorot kemerahan surya menembus awan
Bergradasi dengan kelabu awan
Dan biru batas pandang mata
Dihiasi hijau daun-daun pepohonan
Bayangan biru kelabu gunung
Rembulan yang baru muncul
Rasakan lembut sang bayu
Dan rasakan nikmat adzan maghrib.

Yakin, kau pun sadar.....
Betapa Maha Agung Dia
Betapa Maha Penyayang
Maha Kuasa

Yakin, kau akan sadar....
Betapa kerdil dirimu
Di alam yang luas nan megah

Yakin, kau akan sadar
Sudahkah kau bersyukur hari ini?
Sudahkah kau mengingatNya dan menyebutNya dalam setiap gerakmu hari ini?
Sudahkah kau sebut keagunganNya hari ini?

Atau hanya keluhan-keluhan tak berarti yang keluar dari mulut dan jiwamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar