AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 08 November 2009

Pagi Ini

Pagi ini kudengarkan irama lagu Indonesia Raya
Aku menghormat kepada Sang Merah Putih
Tegak
Dan entah kenapa ada rasa haru
Sebuah rasa syukurkah itu
Membulirkan air mata yang coba tertahan

Bersyukur
Aku masih bertahan disini
Bersyukur
Masih kunikmati Apel Tahunan
di Darussalam nan damai
Bersyukur
Masih bisa menatap nikmat-nikmat itu
Bersyukur
Berada di antara mereka

Aku ingin pintar seperti mereka
Bukan untuk riya' dan penampilan
Namun untuk sebuah karya dan perjuangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar