AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 14 November 2009

Kata-Kata Mampu Merubah Kehidupan

by Edi Setiawan


Berapa juta kata yang setiap hari kita ucapkan? Pernahkah kita menghitungnya? Berapa juta kata positif, yang baik, setiap hari kita ucapkan? Berapa juta kata negatif, yang jelek, setiap hari kita sampaikan? Apakah kata-kata yang kita ucapkan itu berpengaruh terhadap cara berpikir kita? Apakah kata-kata yang kita sampaikan itu berpengaruh terhadap perasaan kita? Apakah kata-kata yang kita sampaikan itu berpengaruh terhadap keyakinan kita? Apakah kata-kata itu suatu realita atau simbol belaka? Berapa persenkah dari keseluruhan komunikasi kita yang kita wujudkan dalam bentuk kata-kata? Dan, seabrek pertanyaan-pertanyaan yang masih akan terus bisa kita pertanyakan tentang kata-kata yang sudah meliputi seluruh kehidupan kita.

Konon, di salah satu satu rumah sakit di Timur Tengah, seorang sedang terbaring sakit. Dokter sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan penyembuhan, namun orang tersebut masih saja terbaring sakit. Satu waktu, salah seorang ulama menjenguk si sakit, dan berencana mendo'akan kesembuhan si sakit. Dokter yang melihatnya pesimis dalam hati atas apa yang dilakukan oleh ulama itu, dan rasa pesimis itu tergambar dalam senyumnya yang sinis. Sang ulama melihat tanda-tanda ketidakpercayaan dari si dokter, dan kemudian sang ulama bertanya, :Ada sesuatu Dokter?". Dokter itupun kemudian menjawab, "Bagaimana mungkin kata-kata berpengaruh terhadap kesembuhan fisik dan mental?". Sang ulama tersenyum dan sambil lalu beliau menjawab. "Dasar Dokter Bodoh".

Mendengar ucapan sang ulama, si dokter merasakan kemarahan dalam hatinya. Nafasnya memburu. Darah naik ke kepala menyebabkan wajahnya memerah dan kupingnya terasa panas. Bagaimana tidak, seseorang berani mengatakan bahwa dirinya bodoh. Sedangkan dia sendiri merasakan betapa sulitnya bisa lulus di sekolah kedokteran. dari ribuan orang, hanya puluhan saja yang bisa lulus. Tentu saja kepintaran mereka yang lulus sudah diakui. Kini ada seseorang yang tampak tidak berpendidikan, telah berani melontarkan kata-kata BODOH pada dirinya. Emosi si dokter pun meledak. Dia marah tak kepalang tanggung. Setengah berteriak dia menampik perkataan bodoh dari sang ulama. Napasnya masih memburu ketika melihat sang ulama hanya tersenyum ramah mendengar dirinya dimarahi, diteriaki oleh si dokter.

Setelah si dokter selesai menumpahkan amarahnya melalui kata dan kalimat dengan nada intonasi yang keras, sang ulama kemudian berkata lemah lembut, "Perhatikan dokter!". Engkau tadi bilang, bagaimana mungkin kata-kata berpengaruh terhadap kesembuhan fisik dan mental? Bagaimana mungkin do'a-do'a bisa membuat orang sembuh? Lihat dirimu sendiri. Hanya gara-gara saya mengucap satu kata saja, BODOH!, jantungmu berdetak lebih kencang. Aliran darahmu bergerak lebih cepat. Dan kemudian wajahmu memerah karena aliran darah naik ke kepala. Telingamu memanas. Mentalmu yang tadi tenang, kini diliputi kemarahan. Seperti itulah pengaruh kata-kata terhadap fisik dan mental. Saya pun berharap sama. Melalui kata-kata do'a, sakit fisik dan mental pasien ini bisa sembuh.

Di dalam salah satu penelitian di Jepang, bermacam-macam air diberi kata-kata yang negatif, buruk, jelek, bodoh, dll. Dan sebagian lagi diberi kata-kata yang positif seperti damai, tenang, sabar, tentram, dll. Kemudian air-air tersebut yang sudah disimpan dalam tabung didinginkan sampai -5 derajat celcius, dan setelah itu kristal esnya difoto. Tampak hal yang menakjubkan, air yang diberi kata-kata positif, kristalnya menjadi begitu bagusnya. Sementara air yang diberi kata-kata negatif, kristalnya ketika difoto menjadi rusak tak beraturan.

Marilah kita mulai memperhatikan apa yang kita katakan seiap harinya. Berlatihlah untuk menggunakan kata-kata yang positif, sebab apa saja yang kita katakan akan mempengaruhi syaraf-syaraf otak dan pola pikir kita. Apa yang menjadi pola pikir kita akan mempengaruhi keyakinan kita. Dan keyakinan kita akan menngerakkan perilaku kita. Mayoritas tubuh kita terdiri dari unsur air. Dan bayangkan ketika setiap hari kita isi air dalam diri kita dengan kata-kata negatif. Bayangkan juga jika air dalam diri kita, kita isi dengan kata-kata yang positif, gembira, ceria, bahagia, sukses, maka kristal dalam diri kita akan memancarkan cahaya yang berkilauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar