AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Kamis, 26 November 2009

Aku dan novel "Cinta Asongan"


Aku terlelap setelah sholat Isya'. Masih dengan mukenah yang belum kulepas. dan kuterjaga, lalu tiba-tiba kaget setelah ingan kalau malam ini ada acara MUKER Rayon. Segera kulepas dan kulipat mukenah. ganti kostum lalu go ke gedung Libanon, tempat muker rayonku, Indonesia 4. Sampai disana anak-anak sudah siap. Ustadzahnya sendiri yang sudah datang baru seorang. ya, baru usth. Khodijah Ur. Entah kemana yang lainnya. Mungkin belom pulang kuliah atau sibuk dengan aktifitas lainnya.

MUKER Rayon berlangsung hingga jam tiga pagi. Semalam suntuk aku tidak tidur. Bisa juga ternyata. Selesai MUKER langsung menuju ke KOPDA untuk sahur. Yups, besoknya tanggal 9 dzulhijjah. Disunnahkan untuk puasa Arofah. Besoknya lagi Idul Adha deh. Senengnya........ '-'.

Habis subuh tidur pagi. heheee.... Lalu aku terbangun mendengar deringan telpon. "Luk, arrisalah kholas lamma?" suara Ariyanti dari seberang telepon. waduh! belum kubuat lagi! Yups, surat buta madamat untuk menjadi juri dalam perlombaan kebersihan kamar yang akan dilaksanakan saat hari H idul Adha nanti. Plus beberapa blanko dan selebaran perlombaan yang harus disebarkan hari ini belum kubuat. Tanpa mandi aku langsung go ke kantor DEMA. Ngetik surat plus blanko dll. Alhamdulillah, selesai di print jam setengah dua belas. lama juga ternyata. setelah itu ku segera pergi ke tempat fotocopy La Tansa Roya depan GP 2. Fotocopy di Al-Azhar lagi rusak. Lumayan lama juga menunggu. tapi it's ok, coz menunggu sambil dengerin musik yang lagi diputer. Asik lagunya. Dan semua selesai jam 12 siang. Habis itu ngenet bentar. Mo bilang "Met Idul Adha" dulu buat keluarga di rumah. Terus sholat Dhuhur.

Selesai sholat Dhuhur, liat buku-buku di perpustakaan kamar. Aku lebih berminat kepada novel dan bacaan-bacaan ringan lainnya dari pada buku-buku mata pelajaran kuliah. Satu buku kuambil..... kubaca judulnya dan kubaca sekilas..... "ah, ga menarik!". lantas kukembalikan lagi. dan akhirnya mataku tertuju kepada sebuah novel ukuran kecil berwarna hijau. "Cinta Asongan", novel remaja Islami karya Farid Hamdan Zakky Mubarok. Diterbitkan oleh Mizan, tahun 2005. Buku lama. Sebelum membaca ceritanya terlebih dahulu aku membaca biografi penulisnya di halaman belakang. Ceritanya bagus banget (Menurutku. Kalau kamu ga setuju ya terserah. Suka-suka!). Ketika membaca halaman pertama aku merasa sedih dan terharu. Yang pasti isinya buka cerita roman picisan yang sering diceritakan dalam novel-novel selama ini. Isinya lebih banyak menyinggung tentang kehidupan. Itu yang aku suka. Hebat. Aku suka watak sosok tokoh utama dalam cerita tersebut. Ada ga ya orang yang seperti itu? Cerita berakhir dengan sedih. sad ending. Tokoh utama meninggal. Aku sampai menangis membacanya. heheee cengeng..... Tapi..... justru itulah salah satu hal yang membuat cerita ini menarik. Membungkus dan mengikat bungkusan cerita dengan cantik. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel tersebut. yups, bukan hanya sekedar cerita picisan. Juga tidak bertele-tele seperti halnya beberapa novel baru-baru ini yang tampak tuebellllll...... bikin males baca, eh, ternyata terlalu bertele-tele.

Tapi sayang sekali, ketika aku sampai di halaman 66, "Lho, mana halaman 67?" heheeeee..... dari halaman 66 langsung berlanjut ke halaman 107. Entah kemana perginya lembaran-lembaran di antara itu.

Oya, ada beberapa kata yang cukup menarik nih yang kukutip dari novel tersebut:

Bunga tidur tak selalu jujur
Apa yang didalamnya membuat dunia terasa kabur
Hanya sesaat
Selanjutnya hilang terkubur
Bersama derap langkah kaki yang terus terukir dan terulur.

Ku juga jadi tahu istilah baru Pseudo-Man or manusia palsu. maksudny? Baca sendiri ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar