Sudah beberapa hari ini aku tidak membaca harian Republika yang selalu diantar ke kantor DEMA. Baru tadi malam, sekitar pukul 2, sebelum tidur, aku sempat membuka koran Republika.
Mataku tertuju ke sebuah berita tentang seorang warga Kediri yang dijatuhi hukuman penjara selama dua bulan sepuluh harikarena mencuri sebuah semangka di kebun milik orang lain.
Karena sebuah semangka ia harus masuk penjara. Sebuah semangka mungkin hanya seharga 15.000an.
Sejenak terpikir di otak, "Giliran rakyat biasa yang mencuri, langsung ditindak dengan pidana penjara. Tapi kenapa giliran para pemerintah yang koruptor, mencuri berjuta-juta bahkan milyaran uang, tidak segera ditindak? Para koruptor masih tetap bisa berkeliaran dengan leluasa tanpa ada rasa malu sedikitpun. Lalu mana keberadaan para penindak hukum?
Atau... tugas Polri, Jaksa, Hakim, dan perangkat-perangkatnya hanya menindak rakyat kecil saja? Lalu membiarkan dengan leluasa para koruptor? Kalau demikian, Pemerintah hanya menghabiskan uang rakyat.
AHLAN WA SAHLAN
Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar