AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Selasa, 29 Desember 2009

Selepas Hujan

Aku duduk menatap ke luar jendela.
Indahnya suasana setelah hujan.
Awan masih tampak kelabu.
Air masih nampak menetes pelan dari tepi atap.
Angin lembut membelai dedaunan pohon.
Beberapa lubang di atas tanah tampak tergenangi air.
Udara yang segar....
Sebuah lagu jihad Palestina terpantul di telinga.

Disini.... aku bisa merasakan sejuk udara dan damai alam.
Namun.....
Apakah mereka yang berada di Palestina sana juga bisa merasakan hal yang sama?
Atau..... masihkah mereka berada dalam keras kebiadaban Israel?

Ah, aku hanya bisa diam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar