Alhamdulillah, hari ini aku masih bisa menikmati suasana kelas bersama anak-anak kelas 3A. Yups, kelas di emper masjid, soalnya ruang kelasnya kurang. Hampir sebulan lebih kelasnya numpang di emper masjid. Tapi.... jadi ada suasana yang beda. Lebih .... enak suasananya. Udaranya juga. Meski tak bisa dipungkiri kadang terganggu juga dengan kehadiran orang-orang yang singgah di masjid. Bukan cuma satu dua orang, tapi rombongan satu bis. Atau.... jangan-jangan kelas kita yang mengganggu mereka ketika mereka singgah untuk sholat. Yang jelas seru juga menjadi tontonan orang-orang yang singgah. Meski cuma sekilas. Heheeee.....
Benar-benar suatu hiburan bersama anak-anak kelas 3 A. Anak-anak yang mayoritas memiliki kecerdasan yang tinggi. Dan mayoritas orang tua mereka benar-benar memberikan perhatian kepada mereka. Yups, generasi penerus bangsa. Ada Muhammad Daffa Arnanda dengan wawasan pengetahuannya yang luar biasa untuk anak seumurannya. Begitu juga dengan Muhammad Arza. Tiada hari tanpa memberikan pertanyaan buat mereka. "Siapa yang menciptakan pesawat pertama kali?" Tanyaku. "Wilbur Wrigh dan Orvile Wrihg", Yups, Daffa menjawabnya dengan tepat. "Adiknya bernama siapa?" Lanjutku. "Katerin", lagi-lagi ia mampu menjawabnya. Atau aku akan bilang kepada Arza "Amma yatasaa aluun, lanjutkan Za!". Dan Arza melanjutkannya dengan lancar. Berbanggalah orangtua yang memiliki anak seperti mereka. Kadang Arza memberiku pertanyaan, seperti "Tomat itu buah atau sayur?" atau "Dinosaurus yang memiliki leher terpanjang?" dan lain-lain. Dan aku akan balik bertanya "Berapa jumlah planet dalam tatasurya?, Bumi berada di galaksi apa?, Pluto termasuk planet apa tidak?".
AHLAN WA SAHLAN
Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar