AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 26 Desember 2009

I Proud To Be A Moslem

Alhamdulillah, aku bangga sebagai seorang muslim.
Alhamdulillah, aku dilahirkan dalam keluarga muslim. Seandainya aku terlahir dalam lingkungan non muslim, akankah aku mendapat hidayah lalu memeluk islam? Atau aku akan tetap buta dan tak mengenal Islam?

Barusan baca koran Republika. Sebuah artikel menceritakan tentang seorang mantan pemain sepak bola yang masuk islam. Namanya..... siapa tadi? duh, lupa. Saat ini berumur 37 tahun. Setelah menjalani berbagai alur perjalanan hidup, akhirnya ia masuk Islam. Ia tinggalkan dunia sepak bola yang memberikannya materi dan glamoritas hidup.

Sejenak terpikir, sebagai seorang muslim yang lahir dari keluarga muslim.... seberapa besar kualitas keimanan dan keislamanku saat ini? Tidak tertutup kemungkinan, mereka yang masuk Islam bukan karena keturunan, lebih menikmati iman dan islam mereka dibanding aku yang lahir dari keluarga muslim.

Yups, Islam. Subhanallah. Benar-benar perfect. Islam tidak hanya mencakup dan mengatur masalah ketuhanan saja, namun juga mengatur kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan dengan makhluk hidup lainnya, dan segala macam urusan duniawi. Yups, sebuah aturan hidup dari Sang Pencipta makhluk untuk kemaslahatan makhluknya.

Islam memberikan solusi permasalahan hidup yang sempurna. Satu contoh..... hukuman bagi yang mencuri adalah potong tangan. Memang sih, kalau dipikir secara dangkal oleh akal, hukuman itu seakan ekstrem banget. Dan menjerakan pastinya. Cobalah bandingkan dengan hukuman penjara yang ditetapkan manusia, benarkah hukuman itu menjerakan? tapi.... kayaknya sih banyak juga tuh para pencuri yang keluar masuk penjara. Sudah menjadi hal biasa kali ya? Apalagi untuk para koruptor yang berkantong tebel. Bayar aja dah, selesai masalah. Ga ada namanya penjara-penjara. Enak banget ya..... Ga adil tuch!

Terus sekarang..... bayangkan bila hukum potong tangan bagi pencuri berlaku di negeri ini? wuu.........hhhh..... kemungkinan besar tidak akan ada pencuri. Para koruptor juga mungkin akan berpikir masak-masak sebelum korupsi. Eh, kalau ga salah..... di Cina sendiri sudah menerapkan hukuman mati bagi para koruptor...... How about Indonesia? kalau hukuman potong tangan direalisasikan..... waaa..... berapa banyak tuh pejabat yang kehilangan tangan?

Itu baru salah satu contoh aturan dalam Islam. Selain itu masih banyak. Islam mengatur dalam hal ekonomi, politik, bahkan dalam hal tidur, dan makan pun diatur dalam Islam. Dan masih banyak hal lainnya.

Kalau seseorang benar-benar mempelajari Islam tanpa ada unsur kedengkian dan keinginan untuk menjatuhkan Islam, pasti ia akan berdecak kagum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar