AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Senin, 21 Desember 2009

Tembok Pengisolasi Gaza

Semalam baca koran Republika bentar. Koran hari Kamis. Aku tertarik dengan satu judul artikel, "Mesir seperti berjalan di atas kaca". Kurang lebih begitulah judulnya.

Yups, Mesir yang merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Gaza, Palestina. Akibat serangan dan jajahan Israel yang tidak manusiawi, (entah hilang kemana rasa kemanusiaannya), Gaza diisolasi. Tembok penghalang dibangun. Kupikir (dan kubayangkan) tembok itu seperti tembok-tembok pagar /pembatas yang selama ini kulihat. Namun, bayanganku salah. Tadi malam, setelah membaca artikel tersebut, aku baru tahu bahwa kedalaman tembok pembatas itu mencapai 35 meter di dalam tanah. Itu baru kedalamannya. Belum lagi tinggi dan tebalnya.

Jadi ingat waktu KKN kemarin. Kelompokku tinggal di daerah yang lumayan sulit untuk mendapatkan air. Mayoritas penduduk mandi dan mencuci di sungai. Tepatnya aliran sungai dari gunung. Namun, Alhamdulillah, di kediaman yang kutempati terdapat sebuah sumur. Untuk mencuci baju, kami harus menimba dulu. Yups, sumur dengan kedalaman 30 meter. Benar-benar membuat kami ngos-ngosan ketika menimba. Padahal itu baru mendapatkan 3 ember kecil. Tak diragukan lagi, keringat akan bercucuran setelah mencuci. Bukan karena mencucinya, namun karena menimba airnya. Aku membayangkan, mungkin kurang lebih sedalam sumur itulah kedalaman tembok pengisolasi Gaza.

Gaza diisolasi dan hanya dibuka satu jalur oleh Israel. (Emang kok Israel, Capek dech!!!). Jalur yang selalu dijaga ketat oleh tentara-tentara Israel. Akibatnya, penduduk Gaza kekurangan makanan. Namun, Alhamdulillah, penduduk Gaza tidak tinggal diam. Mereka membuat terowongan-terowongan bawah tanah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir. Semua itu dilakukan agar penduduk Gaza masih bisa mendapat pasokan makanan dan persenjataan untuk melawan Israel tak punya perasaan. ga kebayang terowongan dengan kadalaman 30 meter. Subhanallah. Mengapa sampai ada terowongan-terowongan tersebut? Tentu saja ada masalah dengan satu jalur yang dibuka oleh Israel. "Jalur itu tidak selalu dibuka", begitu yang ditulis di koran. Mungkin lebih parah dari itu. Ya, namanya juga penjajah. Israel lagi.

How about Mesir?

Aneh ya, Mesir kan negara Arab yang juga berpenduduk muslim. Tapi.... kok mau sih membangun tembok penghalang itu? Atau apakah Mesir tekut menghadapi Israel dan AS? Mengapa Mesir tidak menunjukkan pembelaan kepada Palestina yang sama-sama Arab dan Islam? Atau mungkin hati kecil Mesir sebenarnya memihak dan ingin membela Palestina, namun kondisi tidak memungkinkan, karena terikat perjanjian dengan Israel? Wallahu 'alam.

"Wa makaruu wa makarallahu. Wallahu khoirul makirin"
Yups, suatu saat nanti islam pasti akan menang.

And how about us? what will we do?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar