AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Selasa, 15 Desember 2009

Sahabat

Engkaulah yang setia menemaniku
Di kala resah kalbuku
Kau telah mengisi
Kekosongan kalbuku
Kaulah sahabat setiaku

Perangaimu menjadi uswah bagiku
Nasihatmu menenagkan kalbu
Kau pelipur lara dalam hatiku
Kehadiranmu tenangkan kalbu

Engkau seakan cahaya rembulan
Menerangi di kegelapan
Hadirmu bawa ketenangan
Sejukkan hatiku yang gersang

Ya Allah lindungilah ia
Berkahilah jalan hidupnya

by Ansyada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar