AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Rabu, 30 Desember 2009

Masih Seputar Palestina


Kemaren kubaca Harian Republika. Republika mulu nih yang dibaca. Ya soalnya adanya ntu.

Masih seputar Palestina. Palestina, Masih terisolasi. Ga jauh beda dengan penjara raksasa. Sedangkan pembangunan pemukiman Yahudi di atas tanah Palestina terus berkembang, mau bertukar wilayah katanya. Bertukar wilayah? Wilayah siapa tu yang ditukar? Wilayah hasil jajahan kok mau ditukar?

Lucu ya dunia ini. Sebuah kejahatan yang jelas-jelas nyata di depan mata. Setingkat pembantaian dan pembunuhan besar-besaran yang terjadi di Palestina dapat terjadi tanpa ada perlawanan berarti dari seluruh manusia.

Israel.....
Telah matikah hatimu?
Mana rasa kemanusiaanmu?
Tidakkah kau merasa kasihan kala kau tembakkan rudal kepada manusia?
Tidakkah kau merasa iba kala kau jatuhkan bom-bom di atas ribuan nyawa manusia?
Mana jiwamu sebagai manusia kala kau memerintahkan anjing-anjingmu memakan jasad anak-anak itu?
Hilang kemana perasaanmu ketika kau melakukan penyiksaan terhadap tahanan-tahanan muslim?
Ketika kau mengisolasi mereka hingga kini.
Bagaimana jika keluargamu yang dibom bardir?
Bagaimana jika itu anakmu yang dimakan anjing?
Tidakkah terdetik di hatimu sebuah pertentangan batin terhadap kekejaman yang kau lakukan selama ini?
Atau..... jangan-jangan.... kau bukan manusia?
Atas dasar apa kau mengklaim tanah Palestina sebagai milikmu?
Coba cek ulang lagi sejarah dengan benar.
Jangan hanya dari sudut pandang dan doktrin kejam yang kau anut selama ini.
Pernahkah terlintas di otakmu untuk menciptakan sebuah perdamaian di dunia ini?
Atau.... otakmu hanya diisi dengan kedengkian, rasa dendam, dan ketamakan untuk menguasai dunia?
Lantas kau menghalalkan segala cara?
Ah, kurasa kau tidak mengenal apa itu halal dan haram.
Sungguh kekejamanmu telah menorehkan sejarah pahit yang takkan terlupa sepanjang sejarah peradaban.
Saat ini mungkin kau bisa mengisolasi Palestina...
Namun generasi Palestina sungguh luar biasa.
Kau tidak ada apa-apanya dibanding mereka.
Suatu saat nanti kebenaran pasti akan menang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar