AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Sabtu, 23 Januari 2010

560 Anggota DPR Memiliki Komputer Baru

"560 anggota DPR periode 2009-2010 memiliki komputer baru merek Dell seri Studio One 19 seharga 15 juta termasuk printer.",begitu berita yang kubaca di harian Republika pagi ini. 560 kali 15 juta sama dengan 840 juta. Uang negara sejumlah 840 juta habis hanya untuk membelikan para anggota DPR komputer.

Mengapa harus membeli baru? Tiap-tiap anggota lagi! Tidak adakah komputer yang lama? Masa setingkat anggota DPR tidak memiliki komputer sendiri? Bagaimana dengan laptop yang dulu juga pernah diberikan kepada para anggota DPR periode 2004-2009? Kalaupun harus membeli baru, mengapa tidak menggunakan uang mereka sendiri?

Selalu saja seperti itu. Kemarin mobil dinas baru, sekarang komputer baru. Selanjutnya apalagi? Hp baru? Rumah baru? Atau Helikopter baru?

Bukankah disana masih banyak yang lebih memerlukan uang itu daripada hanya sekedar mobil dinas dan komputer untuk para pejabat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar