AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Minggu, 24 Januari 2010

Ijazah

Kenapa kita belajar? Apa sebenarnya tujuan kita sekolah? Untuk apa sebenarnya kita belajar dan menuntut ilmu?
Belajar itu sendiri apa sih?

Apakah belajar itu = Datang ke sekolah, daftar, belajar, lulus, dapat ijazah, dapat kerjaan, berkeluarga, punya anak, lalu meninggal?

Apakah tujuan kita belajar ke suatu lembaga pendidikan adalah untuk mendapatkan suatu surat ijazah dari lembaga tersebut? Atau hanya untuk mendapatkan gelar? Atau agar setelah lulus bisa mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan? Sistem yang sudah berjalan di masyarakat mengajarkan manusia seakan surat ijazah yang dikeluarkan dari suatu lembaga pendidikan menjadi keharusan yang harus diterima oleh alumninya. Padahal setelah lulus, kita diharapkan bisa menjadi manusia yang bermanfaat buat orang lain dan masyarakat, bukan setelah lulus lantas dapat pekerjaan dan gaji.

Tulisan ini terinspirasi dari kata ust. Hasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar