AHLAN WA SAHLAN

Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.


Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)

Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.

Senin, 25 Januari 2010

Hukum Rimba Bertopeng Kebebasan

Atas nama kebebasan
Ia usung peradaban tak beretika
Atas nama kebebasan
Ia pamerkan perhiasan yang harusnya terjaga
Atas nama kebebasan
Ia samakan yang benar dan yang salah
Atas nama kebebasan
Anak-anak tak masalah melawan orangtuanya

Kebebasan halalkan haram
Dan semua berselimut kebebasan
Kebebasan yang tidak jelas
Bebas mengikuti hawa nafsu
Bebas menjadi binatang

Inilah....
Hukum rimba bertopeng kebebasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar