Aku bertanya mengapa
Mengapa ketika gedung WTC di bom
Islam disalahkan?
Tanpa bukti yang nyata.
Rekayasa.
Dan kini setelah semua jelas,
Rekayasa terbongkar,
Kenapa sang pembuat rekayasa tetap bebas dengan kebohongannya?
Aku bertanya
Mana senjata massal yang dulu digembor-gemborkan?
Mana buktinya?
Ah, lagi-lagi omong kosong
Kebohongan.
Dusta.
Dan setelah semua kedustaan jelas.......
Dengan korban ratusan nyawa manusia.....
Mengapa sang pendusta tetap bebas?
Aku bertanya
Sebenarnya siapa yang teroris?!!!!!!!!
Siapaaaa?!!!!!
Siapa yang mengahalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya?
Siapa yang membantai ribuan nyawa untuk misi tak berperikemanusiaan itu?
Jawabnya adalah KAU!!!!!!!!
Seenaknya saja kau memberi julukan kepada Islam.
Terorislah, radikallah, fundamentallah.
Ah, otakmu benar-benar licik dan keji.
Kotor dan menjijikkan.
Entah berapa ratus tikus got yang tinggal di otak kotormu.
Aku bertanya.
Sebuah bom meledakkan daerah persawahan Israel.
Media massa heboh.
Lagi-lagi Islam dipersalahkan.
Padahal sebelumnya......
Puluhan rudal menghantam ratusan nyawa manusia di Palestina.
Dan mereka berpesta.
Mengapa kau menyalahkan Islam?
Seorang tentara Israel ditawan Tentara muslim.
Tentu tetap dengan perlakuan yang manusiawi.
Media massa.... gemparrrr......
Tapi ketika ratusan orang muslim ditahan di Guantanamo,
Dengan perlakuan yang sungguh tak manusiawi.
Mungkin jiwa kemanusiaannya telah hilang.
Dan semua tahu hal itu.
Mengapa media massa diam?
Mengapa PBB membisu?
Mana HAM yang selama ini kau gembor-gemborkan???!!!!!!!!!!!
Sembunyi kemana PBB ketika Palestina terisolasi dan dibantai habis-habisan?
Aku bertanya
Mengapa dunia diam atas segala kedustaan yang jelas- jelas nyata?
PBB........
Omong kosong!
Umat Islam?
Dimana?
AHLAN WA SAHLAN
Puisi adalah jiwa. Luapan perasaan. Dalam puisi ada cinta, nostalgia, ideologi, dan rasa syukur.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Tulislah apa yang ada di pikiranmu. Luapkan dalam coretan-coretan indahmu. Dan sepuluh tahun lagi mungkin kau akan tertawa atau bahkan mungkin coretan itu akan menjadi sebuah memori yang mahal. menjadi sebuah cerita tersendiri yang bisa dikenang. Yups, selagi kita masih bisa menulis, kenapa kita tidak meluapkannya dalam coretan-coretan? Meskipun coretan itu hanya bisa kita nikmati sendiri (hehe... menghibur diri ni?)
Pernah frustasi gara-gara karyamu gak pernah diterima? Nasiiib... nasiiib. Kalo iya, berarti kamu senasib dong ma aku. Asiiik ada temen senasib nih! Ceritanya aku lagi frustasi nih lianna (kan biasanya pake coz, sekarang ganti lianna ja biar lebih..... apa ya? lebih bernuansa kearaban gitu deh! Biar ga English mulu!) puisiku ga diterima di majalah yang pernah kukirim, akhirnya bikin blog sendiri ja deeeh. Yaah, nikmati sendirilah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar